Bloggerende

Kumpulan Beragam Informasi Ilmu Geografi

Sunday, 23 August 2015

HOMOSEKSUAL Dalam Pandangan Agama dan Ilmiah Serta Penangananya


Abstrak: Berbagai fenomena penyimpangan seksual dalam beberapa delade terakhir berkembang dengan pesat. Fenomena homoseksual merupakan fenomena yang sampai saat ini menjadi bahan diskusi para peneliti dalam perspektif ilmiah dan keagamaan. Dalam pandanganya para peneliti sosial dan medis menemukan bahwa homoseksual terjadi karena lingkungan keluarga dan masyarakat serta factor genetika. Dalam pandangan agama mengatakan homoseksual merupakan suatu perbuatan yang sangat tercela karena bertentangan dengan kodrat dan kenormalan manusia. Dalam penanganan homseksualitas semua tergantung pada diri pribadi apakah ia ingin pada kehidupan yang normal dengan jalan bertobat pada Allah SWT dan berjanji agar kembali jalan yang benar atau malah sebaliknya tetap pada keadaan yang sekarang.
Kata Kunci: Homoseksual, Agama, Ilmiah, Penanganan

Homoseksualitas merupakan salah satu penyimpangan perkembangan psikoseksual. homoseksual dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat akan daya tarik erotis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang sama. Istilah homoseksualitas lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita penyimpangan ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama disebut “lesbian”.
Dalam arti yang sederhana Homoseksual didefenisikan sebagai hubungan seksual antara dua orang laki-laki. Perbuatan tak terpuji ini telah terjadi jauh sebelum Allah SWT mengutus Rasulullah sebagai rahmat bagi sekalian alam, yaitu pada kaum nabi Luth A.S. Allah mengutus nabi Luth A.S kepada kaumnya untuk mengajak mereka kejalan yang benar dan agar mereka meninggalkan perbuatan homoseksual ini. Tetapi mereka menolak sehingga Allah memusnahkan mereka dari muka bumi. Kisah nabi Luth A.S ini bisa kita temukan di beberapa surat didalam al-Qur’an.

Allah SWT berfirman:
Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” [QS Al-A’raf:80-84].

Allah SWT menggambarkan Azab yang menimpa kaum nabi Luth :
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim” [Hud : 82-83]

Semua ayat di atas secara jelas mengutuk dan melaknat praktik homoseksual karena bertentangan dengan kodrat dan kenormalan manusia. Seluruh umat islam sepakat bahwa homoseksual termasuk dosa besar. Oleh karena perbuatan yang menjijikkan inilah Allah kemudian memusnahkan kaum nabi Luth A.S dengan cara yang sangat mengerikan.
Bahkan Homoseksual jauh lebih menjijikkan dan hina daripada perzinahan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
أقتلوا الفاعل والمفعول به (حديث صحيح أخرجه أبو داود والترمذي)
Artinya:
"Bunuhlah fa’il dan maf’ulnya (kedua-duanya)". (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Oleh karena itulah ancaman hukuman terhadap pelaku homoseksual jauh lebih berat dibandingkan dengan hukuman bagi pelaku pezina. Didalam perzinahan, hukuman dibagi menjadi dua yaitu bagi yang sudah menikah dihukum rajam, sedangkan bagi yang belum menikah di cambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun.
Adapaun dalam praktek homoseksual tidak ada pembagian tersebut. Asalkan sudah dewasa dan berakal (bukan gila) maka hukumannya sama saja (tidak ada perbedaan hukuman bagi yang sudah menikah atau yang belum menikah).
Terhadap pelaku penyimpangan seksual, seperti gay, lesbi, dan sejenisnya, juga terhadap pelaku penyimpangan perilaku, seperti waria atau sejenisnya, tindakan hukum dalam Islam sangat keras dan tegas. Tindakan hukum seperti itu harus dilakukan karena sesungguhnya mereka jelas-jelas telah melakukan penyimpangan perilaku dan seksual.


Penyimpangan perilaku dan seksual ini tidak bisa dianggap sebagai hak asasi manusia. Dengan berlindung di balik HAM, tidak boleh penyimpangan seperti ini dipelihara, karena justru penyimpangan seperti ini merusak kehidupan dan generasi umat manusia, termasuk diri pelakunya sendiri.
Bila diperhatikan sesunguhnya perbuatan homoseksual merupakan suatu perbuatan yang sungguh-sungguh dilaknat allah awt dan nabi Muhammad saw. Apapun alasanya perbuatan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Allah SWT dalam menciptakan manusia dan seisi bumi tidak melakukannya dengan sia-sia hal tersebut diterangkan dalam QS Al-Mukminun ayat 115) yang berbunyi:
Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
Islam secara tegas menyatakan bahwa perilaku homoseksual maupun lesbian adalah bentuk perilaku seksual menyimpang bahkan bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Hubungan seks dalam Islam tidak hanya sekadar untuk memuaskan hawa nafsu (prokreasi), akan tetapi memiliki tujuan penting menyangkut kelangsungan kehidupan, yaitu melanjutkan keturunan (reproduksi). Hubungan seks sejenis tidak mungkin akan menghasilkan keturunan, sehingga hal ini tidak sejalan dengan tujuan hubungan seks dalam Islam. Karena penyimpangan itu, maka dalam Hadis Nabi terdapat beberapa Hadis yang mengutuk dan memberi hukuman dengan tegas bagi orang yang melakukan homoseksual/lesbian.
Seperti dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan Ibn Majah, melalaui Ibn Abbas Rasulullah bersabda:
من وجد تموه يعمل عمل قوم لوط فاقتلوا الفعل والمفعول به
Juga dalam Hadis riwayat Abu Daud yang bersumber dari Sa'id Ibn Jubair dan Mujahid dari Ibn Abbas tentang kasus seorang anak perawan yang kedapatan melakukan praktek lesbian (اللوطية), maka ia harus dihukum rajam.
oleh sebab itu tidak ada alasan lain bagi para kaum homoseksual mengatakan bahwa mereka terlahir dengan kecendrungan tersebut. Sesungguhnya demikian merupakan cobaan yang diberikan oleh allah swt. Tergantung apakah hambanya mampu melalui cobaan tersebut atau tidak.
Lalu, bagaimana pandangan ilmu pengetahuan manusia (science) menjelaskan mengenai hal ini (Homoseksualitas

PANDANGAN ILMIAH
Dalam pandangan ilmiah dijelaskan bahwa Homoseksualitas adalah salah satu dari tiga kategori utama orientasi seksual, bersama dengan biseksualitas dan heteroseksualitas, dalam kontinum heteroseksual-homoseksual. Konsensus ilmu-ilmu perilaku dan sosial dan juga profesi kesehatan dan kesehatan kejiwaan menyatakan bahwa homoseksualitas adalah aspek normal dalam orientasi seksual manusia. Menurut penelitian American Psychological Association, gay itu bukanlah penyakit kejiwaan/ emosional, melainkan sebuah pilihan penyimpangan seksual.
Namun kecenderungan ini mempunyai tingkatan yang berbeda. Dan karena kecenderungannya sangat kecil sehingga kita tidak merasakannya. Tetapi jika kecenderungan itu bisa mengakibatkan anda setelah mengagumi lalu tertarik dan terangsang terhadap sesama jenis, maka hal ini dapat dikatakan seseorang sebagai homoseksual
Faktor penyebab homoseksualitas bisa bermacam-macam, seperti karena kekurangan hormon lelaki selama masa pertumbuhan, karena mendapatkan pengalaman homoseksual yang menyenangkan pada masa remaja atau sesudahnya, karena memandang perilaku heteroseksual sebagai sesuatu yang aversif atau menakutkan/tidak menyenangkan, karena besar ditengah-tengah keluarga dimana ibu dominan sedangkan ayah lemah atau bahkan tidak ada.
Dalam literatur lain, banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas, antara lain ialah:
1. Faktor herediter berupa ketidakseimbangan hormon-hormon seks.
2. Pengaruh lingkungan yang tidak baik/tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual yang normal
3. Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja
4. Atau, seorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan ibunya, sehingga timbul kebencian/antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Lalu muncul dorongan seks yang jadi menetap.
Berdasarkan kajian ilmiah, beberapa faktor penyebab orang menjadi homoseksual dapat dilihat dari :
A. Susunan Kromosom
Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom x dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. Kromosom y adalah penentu seks pria. Jika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom x, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom Klinefelter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu xxy. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48xxy. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.
B. Ketidakseimbangan Hormon
Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita.
C. Struktur Otak
Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.
D. Kelainan susunan syaraf
Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.
E. Faktor lain
Faktor lain yang dapat menyebabkan orang menjadi homoseksual, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. DR. Wimpie Pangkahila (Pakar Andrologi dan Seksologi) selain faktor biologis (kelainan otak dan genetik), adalah faktor psikodinamik, yaitu adanya ganguan perkembangan psikseksual pada masa anak-anak, faktor sosiokultural, yaitu adanya adat-istiadat yang memberlakukan hubungan homoseksual dengan alasan yang tidak benar, dan terakhir adalah faktor lingkungan, dimana memungkinkan dan mendorong hubungan para pelaku homoseksual menjadi erat.


Jenis-jenis Homoseksual
Coleman, Butcher dan Carson (1980) menggolongakan homoseksualitas ke dalam beberapa jenis:
1. Homoseksual tulen
Jenis ini memenuhi gambaran stereotipik populer tentang lelaki yang keperemuan-perempuanan, atau sebaliknya perempuan yang kelaki-lakian. Sering juga kaum tranvestit atau “TV”, yakni orang yang suka mengenakan pakaian dan perilaku seperti lawan jenisnya. Bagi penderita yang memiliki kecenderungan homoseksual ini, daya tarik lawan jenis sama sekali tidak membuatnya terangsang, bahkan ia sama sekali tidak mempunyai minat seksual terhadap lawan jenisnya. Dalam kasus semacam ini, penderita akan impotensi / figriditas apabila ia memaksakan diri untuk mengadakan relasi seksual dengan lawan jenisnya.
2. Homoseksual malu-malu
yakni kaum lelaki yang suka mendatangi wc-wc umum atau tempat-tempat mandi uap, terdorong oleh hasrat homoseksual namun tidak mampu dan tidak berani menjalin hubungan personal yang cukup intim dengan orang lain untuk mempraktikkan homoseksualitas.
3. Homoseksual tersembunyi
Kelompok ini biasanya berasal dari kelas menengah dan memiliki status sosial yang mereka rasa perlu dilindungi dengan cara menyembunyikan homoseksulitas mereka. Homoseksualitas mereka biasanya hanya diketahui oleh sahabat-sahabat karib, kekasih mereka, atau orang lain tertentu yang jumlahnya sangat terbatas.
4. Homoseksual situasional
Homoseksualitas jenis ini terjadi pada penderita hanya pada situasi yang mendesak dimana kemungkinan tidak mendapatkan partner lain jenis, sehingga tingkah lakunya timbul sebagai usaha menyalurkan dorongan seksualnya. Terdapat aneka jenis situasi yang dapat mendorong orang mempraktikkan homoseksualitas tanpa disertai komitmen yang mendalam, misalnya penjara dan medan perang. Akibatnya, biasanya mereka kembali mempraktikkan heteroseksualnya sesudah keluar dari situasi tersebut. Nilai tingkah laku ini dapat disamakan dengan tingkah laku onani atau masturbasi.
5. Biseksual
yakni orang-orang ynang mempraktikkan baik homoseksualitas maupun heteroseksualitas sekaligus. Penderita homoseksualitas ini dapat mencapai kepuasan erotis optimal baik dengan sama jenis maupun dengan lawan jenis.
6. Homoseksual mapan
Sebagian besar kaum homoseksual menerima homoseksualitas mereka, memenuhi aneka peran kemasyarakatan secara bertanggung jawab, dan mengikat diri dengan komunitas homoseksual setempat. Secara keseluruhan, kaum homoseksual tidak menunjukkan gejala gangguan kepribadian yang lebih dibandingkan kaum heteroseksual.



Baca 
Baca Juga
Penanganan Homoseksual





DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. Dr. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: CV. Mandar Maju, 1985.
Kusuma, Widjaja. Dr. Kedaruratan Psikiatrik Dalam Praktek. Jakarta: Professional Book,1997.
Supratiknya. A. Dr. Mengenal Perilaku Abnormal. Jogjakarta: Konisius, 2003.
Riyanti deti, 2007. Homoseksual, tinjauan dari perspektif ilmiah. (online)(chem-is-try.org, 24 april 2012)
Baderi Arifin Muhammad, 2012. Terapi Penyakit Suka Sesama Jenis . (online) ( www.muslim.or.id , 24 april 2012),
Kozam, 2009. Homoseksual Menurut Pandangan Islam. (online)
(http://kozam.wordpress.com/…/homoseksual-menurut-pandangan…/, 24 april 2012)


3 comments: