Bloggerende

Kumpulan Beragam Informasi Ilmu Geografi

Friday 28 August 2015

Mitigasi Bencana

Mitigasi Bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah tersebut. Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah kita harus mengetahui Bahaya(hazard), Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya.

Jenis-jenis bencana. menurut UU no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dapat berupa bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor. Bencana non alam antara lain kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan transportasi, kegagalan konstruksi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaan. Bencana sosial antara lain berupa kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi.



Banjir
Ilustrasi Mitigasi Bencana


Selanjutnya menurut tingkat bahayanya, bencana dapat dikategorikan menjadi tiga tingkat, yaitu hazard, disaster, dan catastrophe (Edward A. Keller, 2006: 6). Dikatakan hazard bila proses bencana sekedar menjadi ancaman umat manusia, seperti bencana gempa, banjir, tanah longsor, erupsi gunung berapi, badai, tetapi tidak atau belum menimbulkan korban. Apabila sudah memakan banyak korban jiwa dan harta barulah disebut sebagai dissaster, dan bila lebih buruk dari itu misalnya mengakibatkan hancur leburnya bangun dan sumber kehidupan serta banyaknya korban manusia meliputi wilayah luas, dapat disebut catastrophe. Oleh karena itu tsunami Aceh, Gempa Yogyakarta, Tsunami Fukushima lebih tepat disebut catastrophe. Selama ini dalam bahasa Indonesia hanya ada bencana saja, seberapun besar dan kecilnya. Bencana non alam, contohnya kecelakaan lalulintas, kebakaran hutan yang disengaja, radiasi nuklir, seperti yang terjadi di Chernobyll, maupun Fukushima Jepang. Bencana Sosial contohnya berbagai perang besar seperti perang dunia I dan II, perang Vietnam, perang Korea, dan lain-lain dapat berakibat memakan korban jiwa maupun harta yang lebih besar dari pada bencana alam

Kategori Bencana

A.Bencana Alam
Untuk bencana alam, Indonesia merupakan negara yang memiliki resiko bencana alam cukup tinggi. Ada bermacam-macam bencana alam di Indonesia, disamping erupsi gunung berapi ada erupsi gunung lumpur (mudvolcano), gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai siklon, banjir, tetapi juga kekeringan yang berakibat pada kebakaran hutan ketika ada fenomena El Nino. Bahkan bukan saja bencana lithosfer, atmosfer, dan hidrosfer, tetapi juga bencana alam biosfer. Dalam beberapa bulan terakhir berbagai wilayah Indonesia terlanda mewabahnya ulat bulu.


Tsunami
Contoh Bencana Alam Tsunami
B.Bencana Non -Alam
Peristiwa kecelakan transportasi, kebakaran yang disebabkan oleh manusia, kegagalan konstruksi bangunan, ledakan nuklir, dan pencemaran lingkungan adalah contoh-contoh bencana non alam. Kecelakaan lalulintas di Indonesia menduduki peringkat pertama dengan jumlah kecelakaan lalu lintas (lakalantas) terbesar di ASEAN, dan menjadi pembunuh nomor dua setelah penyakit TBC (Pelita, 22 April 2010).

Tercatat lebih dari 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya dan 90 persen di antaranya terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat 2009, tercatat jumlah korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) darat mencapai 7.099 orang, dengan jumlah korban luka ringan sebanyak 1.406 orang, luka berat 1.595 orang dan korban meninggal 4.098 orang, di mana sekitar 80 persen dari jumlah korban merupakan kelompok usia produktif, dengan jumlah kecelakaan tertinggi dialami pengendara sepeda motor, mencapai sekitar 75 persen. 


 C.Bencana Sosial
Menurut Michael Yudha Winarno:
"Tiga akar persoalan sosial yang melahirkan bencana sosial yang bersifat global yang terjadi saat ini antara lain adalah kemiskinan, kekerasan dan ketidakadilan struktural. Hal itu terjadi karena ada faktor-faktor utama yang sangat kuat, yaitu pemerintah, pasar dan masyarakat. Faktor pemerintah sangat kuat peranannya dalam menimbulkan ada atau tidaknya bencana sosial. Pemerintah yang bersih dan adil cenderung membuat situasi dan kondisi lebih baik, sedangkan pemerintah yang korup, jelas akan menimbulkan ketidakadilan, berdampak pada kecemburuan sosial, yang berbuah pada kerusuhan. Hal lainnya adalah pasar. Artinya kondisi pasar dunia sangat berpengaruh terhadap pasar dalam negeri, berakibat pada penurunan kesejahteraan, berakibat pada bertambahnya angka kemiskinan, berbuntut naiknya angka kriminalitas, hingga kerusuhan"


Baca 
Baca juga
Pengelompokkan, Tujuan, Asas dan Prinsip Mitigasi Bencana



DAFTAR PUSTAKA
BAKORNAS PBP 2002. Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia. (online)
diakses tanggal 03 juni 2014
Geografi Upi.2010. Mitigasi bencana. (online)
(http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html diakses tanggal 03 juni 2014)


No comments:

Post a Comment